Selasa, 02 Desember 2008

Opini masyarakat tentang turunnya harga BBM dan kelangkaan BBM.


Terhitung sejak 1 Desember 2008 harga premium bersubsidi turun Rp.500,00 dari Rp.6.000,00 menjadi Rp.5.500,00. Harga ini dirasa tidak akan membantu banyak, dan tak akan berpengaruh menekan laju inflasi. Sedangkan harga minyak tanah bersubsidi tetap Rp.2.500,00 solar Rp.5.500,00.

Para pengemudi konsumsi solar meminta supaya ikut diturunkan juga. Tapi baru akan direalisasikan Januari 2009. Sedangkan habisnya stok premium di sejumlah SPBU di Majalengka memicu masyarakat menyalahkan pemerintah. Dari hasil pemantauan di SPBU Simpeurem, Munjul, Kawunggirang, serta Panyingkiran telah kehabisan stok. Entah apa yang terjadi terhadap pasokan BBM ini. "Pemerintahan ayeuna mah teu baleg bensin dimana-mana kosong. Padahal pada zaman pak Soeharto teu kieu-kieu teuing". Kata seorang sopir angkot jurusan 1B ini. Masyarakat juga mengeluhkan adanya oknum petugas yang masih menjual Rp.6.000,00. Bahkan jika kita membeli Rp.15.400 akan dianggap Rp.16.000, sungguh ini merugikan. Warga hanya bisa menggerutu, diam dan bersikap pasrah. Inilah yang selama ini jadi derita masyarakat Indonesia.

0 komentar: