Sabtu, 28 Februari 2009

Kedudukan Bahasa

Jika kita melihat penggunaan bahasa di dunia, hanya 96 persen dari bahasa yang ada di dunia dituturkan hanya 4 persennya saja oleh penduduk dunia. Inilah fakta yang disurvei oleh Institute of Linguistics, 1999. Dari sekitar 6.000 lebih jumlah bahasa di dunia, ada sekitar 5.000 bahasa yang dituturkan kurang dari 100.000 orang. Pihak internasional sendiri merespons keprihatinan terhadap bahasa yang terancam punah. Sekitar satu bahasa yang punah, setiap dua minggu. Sungguh sangat ironis, bahasa yang merupakan pewarisan budaya yang begitu penting.

Bahasa yang dikhawatirkan terancam punah adalah bahasa yang mempunyai kedudukan sebagai bahasa minor. Kedudukan bahasa minor ataupun mayor biasa diukur dari kekuatan bahasa itu sendiri. Sebagai contoh bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Justru bahasa kita sendiri yang merupakan bahasa minor. Dan bahasa Inggris ditempatkan sebagai bahasa mayor. Bahasa minor merupakan subordinasi bahasa mayor yang memiliki kekuatan bahasa yang memiliki kekuatan bahasa lebih kuat. Bahasa Indonesia kini mendapatkan tekanan serius dari bahasa asing, seperti bahasa Jepang, Mandarin, terutama dari bahasa Inggris yang dianggap mempunyai prestise tersendiri. Dan jika melihat kejadian di masyarakat kita sendiri bahasa daerah yang mendapat tekanan serius dari bahasa Indonesia. Mempertahankan bahasa pertama atau bahasa ibu merupakan tanggung jawab diri kita sendiri. Jangan sampai bahasa ibu lambat laun akan pudar dalam diri kita. Mentransmisikan bahasa ibu kepada keturunan kita selanjutnya bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Ini sangat efektif untuk menjaga kelestarian bahasa ibu. Gengsinya bahasa mayor yang mempengaruhi gaya berbahasa orang-orang kini mencerminkan bahwa orang tersebut lupa akan jati diri yang telah ada karena bahasa ibu tersebut. Punahnya suatu bahasa merupakan punahnya jati diri kita sendiri.

0 komentar: